بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Assalamualaikum sobat Khazanah...
Suatu kali, Maimun bin Mahran bersama anaknya bertamu ke rumah Hasan al-bashri, lalu Hasan al-Bashri keluar menyambut keduanya. Kemudian, Maimun meminta nasihat kepada Hasan al-Bashri, "Wahai Abu Sa'id, aku merasakan ada kelalaian di hatiku, maka aku datang agar anda menasehati diriku, mudah-mudahan hatiku menjadi lembut." Maka tiada dinasihatkan Al-Hasan selain beliau membaca ayat :
Maka ayahnya berkata, "Dengar wahai anakku, sungguh dia telah membacakat ayat kepada kita yang seandainya kemu memahaminya dengan hatimu, niscaya akan berbekas."
Benar, andai kita menghayati ayat tersebut, tentu akan menimbulkan bekas yang luar biasa. Mari kita hayati ayat Allah swt. yang mulia ini.
Ketika orang yang tidak beriman menjadika dunia sebagai cita-citanya, meremehkan siksa Allah swt., dan menganggap siksa masih jauh dari hadapan mereka, maka Allah swt. menyanggah dengan ayat ini. Andai saja Allah menangguhkan mereka, Allah biarkan mereka hidup dalam waktu yang lama, lalu tiba-tiba datang ketetapan Allah, niscaya nikmat yang dirasakannya tak akan ada bekasnya.
Segala sesuatu akan terasa singkat ketika telah berlalu. Inilah yang akan dialami semua manusia ketika datang ketetapan Allah swt. kepada mereka.
Rasulullah saw. bersabda :
Semakin sirnalah kenangan dan kenikmatan di dunia ketika siksa demi siksa di neraka ditimpakan atas mereka. Kalung permata yang melilit di dunia akan berganti dengan rantai belenggu tujuh pulu hasta panjangnya. Kasur yang empuk akan berganta dengan api yang menyala-nyala, sahabatnya didunia akan berubah menjadi musuh bebuyutannya. Lezatnya makanan berubah menjadi duri yang tidak menggemukan badan. Begitulah siksaan pedih bagi penghuni neraka.
Sebagaiman penghuni Neraka, orang yang masuk syurga juga akan melupakan segala penderitaan di dunia. Berat dan lamanya musibah di dunia sirna seketika, hilang tanpa meninggalakn bekasnya begitu di celup dengan sekali celupan di Syurga.
Kebahagiaan yang tiada tara menghapus penderitaan sebelumnya, hingga bekasnya tak akan lagi terasa. Celupan pertama di syurga itulah awal dari segala kenikmatan yang tiada tara. Gubuk reot di dunia akandiganti dengan rumah mewah enam pulluh mil panjang dan lebarnya. Kelaparan telah sirna, berganti dengan lezatnya makanan yang sesuai seleranya, dan belum pernah ia rasakan sebelumnya.Maka, betapa ringan musibah yang di alami mukmin di dunia, karena sebentar lagi akan berganti dengan kenikmatan yang abadi. Sebaliknya, orang-orang yang kafir maupun fajir, betapapun mereka meraskan nikmat di dunia, itu hanya berlangsung sangat singkat, kelak mereka akan melupakannya dan tak tersisa lagi bekasnya.
Wallahu a'lam bihshawab, wassalamualaikum...
Download Artikel Ini
Muslim culture
"Maka bagaimana pendapatmu jika kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tiada berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya."(QS. Asy-Syu'ara : 205-207 )Tatkala Maimun mendengarkan dengan seksama ayat tersebut, beliau jatuh pingsan. Anaknya bercerita, "Kaki beliau kejang seperti kambing tatkala disembelih," Kemudian setelah beliau sadar, aku menuntun beliau kelluar dari rumah Al-Hasan sembil aku ketakan, "Wahai ayah, itukah tadi Al-Hasan Al-Bashri? Saya kira orangnya lebih hebat dari ini!"
Maka ayahnya berkata, "Dengar wahai anakku, sungguh dia telah membacakat ayat kepada kita yang seandainya kemu memahaminya dengan hatimu, niscaya akan berbekas."
Benar, andai kita menghayati ayat tersebut, tentu akan menimbulkan bekas yang luar biasa. Mari kita hayati ayat Allah swt. yang mulia ini.
Ketika orang yang tidak beriman menjadika dunia sebagai cita-citanya, meremehkan siksa Allah swt., dan menganggap siksa masih jauh dari hadapan mereka, maka Allah swt. menyanggah dengan ayat ini. Andai saja Allah menangguhkan mereka, Allah biarkan mereka hidup dalam waktu yang lama, lalu tiba-tiba datang ketetapan Allah, niscaya nikmat yang dirasakannya tak akan ada bekasnya.
Segala sesuatu akan terasa singkat ketika telah berlalu. Inilah yang akan dialami semua manusia ketika datang ketetapan Allah swt. kepada mereka.
Rasulullah saw. bersabda :
"Akan didatangkan ahli neraka yang dahulunya mendapat kenikmatan yang paling banyak di dunia, lalu dicelup dengan sekali celupan di neraka, setelah itu ditanya, "Adakah kamu pernah menganyam kenikmatan meski hanya sedikit?" Dia akan menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rabbku."Begitulah, ia melupakan segala kenikmatan yang pernah dirasakannya didunia, seakan di belum pernah merasakannya sedikit pun. Ini lantaran semua kenikmatan tersebut telah berlalu, ditambah lagi penderitaan yang terlampau dahsyat menghapus segala rasa suka cita yang pernah di alami sebelumnya.
Semakin sirnalah kenangan dan kenikmatan di dunia ketika siksa demi siksa di neraka ditimpakan atas mereka. Kalung permata yang melilit di dunia akan berganti dengan rantai belenggu tujuh pulu hasta panjangnya. Kasur yang empuk akan berganta dengan api yang menyala-nyala, sahabatnya didunia akan berubah menjadi musuh bebuyutannya. Lezatnya makanan berubah menjadi duri yang tidak menggemukan badan. Begitulah siksaan pedih bagi penghuni neraka.
Sebagaiman penghuni Neraka, orang yang masuk syurga juga akan melupakan segala penderitaan di dunia. Berat dan lamanya musibah di dunia sirna seketika, hilang tanpa meninggalakn bekasnya begitu di celup dengan sekali celupan di Syurga.
Kebahagiaan yang tiada tara menghapus penderitaan sebelumnya, hingga bekasnya tak akan lagi terasa. Celupan pertama di syurga itulah awal dari segala kenikmatan yang tiada tara. Gubuk reot di dunia akandiganti dengan rumah mewah enam pulluh mil panjang dan lebarnya. Kelaparan telah sirna, berganti dengan lezatnya makanan yang sesuai seleranya, dan belum pernah ia rasakan sebelumnya.Maka, betapa ringan musibah yang di alami mukmin di dunia, karena sebentar lagi akan berganti dengan kenikmatan yang abadi. Sebaliknya, orang-orang yang kafir maupun fajir, betapapun mereka meraskan nikmat di dunia, itu hanya berlangsung sangat singkat, kelak mereka akan melupakannya dan tak tersisa lagi bekasnya.
Wallahu a'lam bihshawab, wassalamualaikum...
Download Artikel Ini
Muslim culture
0 comments:
Post a Comment