بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Assalmualaikum sobat Khazanah...
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Begitulah kata mutiara berbicara. Akan tetapi, ada kondisi dimana kegagalan tidak mungkin lagi menjadi sebuah kesuksesan. Yaitu kegagalan yang dialami manusia dalam menjalani kehidupan, kemudian datang padanya ajal yang menjemput. Jika seseorang salah dalam mengelola hartanya, menyimpang dalam menggunakan waktu dan umurnya selama di dunia, juga sesat dalam mengkaryakan seluruh hati dan jasadnya, maka ia akan mendapatkan pahitnya penyesalan dan kegagalan yang tiada ujungnya. Saat datangnya hari kiamat, yang ada hanyalah penyesalan, yang ada hanyalah kata terlambat. Tak ada waktu untuk perbaikan, tak ada kesempatan untuk mengulang. Yang ada hanyalah harapan palsu dan rintihan permohonan yang mustahil di kabulkan. Mereka berkata
"Wahai Rabbi kembalikanlah aku ( kedunia ), agar aku berbuat amal yang shalih terhadapt yang telah aku tinggalkan."(QS. al-Mukminun 99-100)
Andai Hidup Bisa Di Ulang
Itulah penyesalan bagi orang-orang yang menyianyiakan umurnya, menghamburkan kesempatan yang telah diberikan untuk hal yang sia-sia. Mereka begitu dermawan dalam membagi bagikan jam demi jam untuk menikmati hiburan haram, hari demi hari untuk kesibukan di luar ketaatan. Namun mereka terlalu hemat meluangkan waktunya untuk sholat, menuntul ilmu, terlebih lagi untuk berdakwah.
Andai saja mereka melihat siksa dihadapan mereka, tentu mereka rela untuk menuju jalan Allah swt. Firman Allah swt.
"Dan jikalau setiap diri yang zalim itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu Dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azam itu."
Mumpung Masih Di Dunia
Kita tidak ingin kegagalan seperti di atas menimpa kita. Nas'alullahal 'afiyah, kita juga tak ingin penyesalan yang terlambat itu menghampiri kita nantinya. Dan sekarang kita masih punya kesempatan untuk itu.
Abu Ishaq, Ibrahim bin Yazid bercerita, "Suatu kali Riyah al-Qaisy mendatangi ku dan berkata, " Wahai Abu Ishaq, mari ikut aku menemui penghuni akhirat, dan marilah kita membuat komitmen bersama di sisi mereka." Lalu kami pun pergi ke sebuah pemakan untuk dzikrul maut. Kami duduk di sisi sebuah kuburan, lalu Riyah bertanya, "Wahai Abu Ishaq, kira-kira apakah yang di angan-angankan oleh mayit ini jika di minta berangan-angan ?" Ibrahim menjawab, "Demi Allah, pastilah dia ingin dikembalikan kedunia, agar bisa menaati Allah dan memperbiki amalnya." Lalu Riyah berkata, "Nah, mumpung sekarang kita masih di dunia, selayaknya kita menaati Allah dan memperbaiki amal kita."
Benar, kita sedang menempati dunia yang diangankan oleh yang yang sudah mati. Semestinya, kita beramal sesuai dengan apa yang menjadi angan-angan mereka, sebelum nantinya kita benar-benar menyesal dan hanya bisa berangan-angan.
Wallahu a'lam bihshawab, Wassalamualaikum...
0 comments:
Post a Comment